Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik.
Pendidikan merupakan sistem yang mampu membantu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem padahal peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan Islam sebagai salah satu agen perubahan sosial juga harus mampu menerjang problem yang bergerak dinamis dan proaktif untuk kemajuan dan perbaikan umat Islam. Pendidikan yang dipandang kurang humanis juga sering terjadi dalam proses pendidikan yang berdampak pada perkembangan peserta didik. Tujuan- tujuan pendidikan Islam yang telah dirumuskan dan harus diwujudkanpun jauh dari harapan.
Demokratisasi pendidikan dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan Islam yang humanis. Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid dapat diwujudkan dengan upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggungjawab antara guru dan murid. Suasana humanis dalam pendidikan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Konsep Demokrasi dalam Islam dan Pendidikan
- Demokrasi dalam Islam
Jadi meskipun agama tidak secara sistematis mengajarkan praktik demokrasi, namun agama senantiasa menjadi etos, spirit, dan muatan doktrinal bagi tumbuhnya kehidupan demokratis.
- Demokrasi Pendidikan.
- Mewujudkan Pendidikan Islam yang Humanis.
Demokratisasi yang dibangun oleh pemikir pendidikan Islam di Indonesia merupakan upaya untuk membangun dasar – dasar persamaan, kebebasan, keadilan, keterbukaan dan anti diskriminasi.
Dan demokratisasi yang digagasan Freire adalah sistem pendidikan yang mengusung pendekatan dialog yang berusaha menempatkan subjek pendidikan (baik guru maupun murid) sebagi manusia yang memiliki jati diri masing-masing dan perlu berkembang secara bersama-sama. Selain itu Freire menawarkan pengajaran sistem pendidikan multi kultural, dimana seluruh siswa diajari untuk senantiasa menghargai dan menghormati keanekaragaman atau kemajemukan yang terjadi di sekolah.
Subagja mengimplementasikan beberapa konsep pendidikan setelah menggabungkan gagasan Freire dan gagasan pemikir Pendidikan Islam di Indonesia adalah sebagi berikut : (1) Hakikat dan Tujuan pendidikan Islam; hakikatnya yakni sebagi proses untuk membina dan mengembangkan dan mengoptimalkan kompetensi manusia selaku hamba Allah sedangkan tujuannya adalah mewujudkan manusia sempurna yang dapat memenuhi kebutuhan materil dan spiritualnya. (2) Konsep guru dan Murid; Guru sebagai pelaksana pendidikan yang menentukan, guru sebagi fasilitator, guru dan siswa sebagi subjek pendidikan yang sama – sama memiliki kemampuan untuk belajar bersama. (3) Metode Pendidikan; metode pembelajran yang menyenagkan, mampu membangkitkan dan mengembangkan kompetensi siswa, sehingga siswa tidak hanya pintar membaca teks tapi juga pintar membaca konteks.
Pendidikan Islam yang Humanis
Berangkat dari tujuan pendidikan Islam, bagaimana kedudukan pendidik dan peserta didik, sampai konsep demokrasi maka pendidikan humanis dapat terwujud dengan memahami definisi – definisi diatas dan mewujudkan pada tataran praktis dunia pendidikan. Konsep pendidikan yang digagas Subagja adalah implementasi dari demokratisasi dan jika itu diaplikasikan maka akan terwujud pendidikan Islam yang humanis. Saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi dan saling memahami adalah keniscayaan dalam membangun pendidikan Islam yang humanis. Melalui demokrasi pendidikan dimana siswa turut aktif dalam menentukan proses belajar mereka, siswa dan guru sebagai subjek pendidikan yang sama-sama bisa belajar sehingga mampu mengembangkan berfikir kritis dan kreatif siswa maka tidak ada lagi guru sebagai otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran siswa seolah – olah sistem ini mengukung daya kritis dan kreatif siswa. Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai – nilai ajaran Islam.
Sehingga pendidikan Islam yang humanis akan terwujud jika diterapkannya sikap menjunjung tinggi dan mengoptimalkan berbagai fitrah manusia dalam rangka mewujudkan insan kamil dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Eksistensi manusiapun akan tercipta sebagai makhluk yang humanis. Pendidikan Islam yang humanis harus menjadi orientasi dan aplikasi dalam praktek pendidikan. Semua kegiatan pendidikan harus memiliki amplikasi dengan tugas kehidupan manusia di dunia yaitu sebagai khalifah di muka bumi.
Demokratisasi pendidikan Islam merupakan suatu wujud upaya sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana humanis dalam pendidikan. Dalam gagasan demokrasi dalam pendidikan Islam ada muatan-muatan sistem pendidikan, dimana pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan potensinya dan kreatifitasnya tanpa ada pengekangan atau intimidasi dari pihak manapun. Pendidik yang memahami kedudukan dan kewajibanya sebagai pendidik serta memahami kedudukan peserta didik sehingga mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswa harus diperhatikan untuk menerapkan demokasi pendidikan. Demokrasi dapat diterapkan melalui metode – metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu membangkitkan dan mengembangkan segenap kompetensi siswa. Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai – nilai ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifuddin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kultura
Arifin, Muzayyin. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Saiful. 2005. Guru dan Anak Didik; dalam interaksi edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi aksara
Jalauddin, dan Usman said. 1999. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Teo. Pendidikan yang Humanis. Online. http://bruderfic.or.id/h-60/pendidikan-yang-humanis.html
Subagja, Soleh Menggagas Liberalisasi Pendidikan Islam; Jurnal progresiva. Jurnal Progresifa. Malang.
Suharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Jogyakarta:Ar Ruzz
0 komentar:
Posting Komentar