GuDang eLmu
this site the web

Berikan yang Terbaik untuk Audience (Tips menyajikan presentasi yang efektif)

Dalam suatu sistem informasi ada proses pengalihan makna antar pribadi manusia yang dinamakan komunikasi. Komunikasi merupakan proses dua arah antara komunikator dan respiens/komunikan. Ada satu pesan yang disampaikan melalui medium agar tersampaikan pada komunikan. Dari sini ada 4 faktor dasar terjadinya proses komunikasi, yakni komunikator, pesan, medium, dan komunikan (penerima informasi). Namun apakah pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh komunikan?

Presentasi merupakan bentuk penyampaian komunikasi yang sering dilakukan di kalangan insan akademik. Fenomena yang sering terjadi, penyampaian pesan melalui presentasi tersebut cenderung satu arah dan monoton. Keadaan ini mengakibatkan komunikan jenuh dan enggan menerima informasi. So, Bagaimana menyiapkan sebuah presentasi memikat para audience dengan harapan pesan diterima dan dipahami dengan baik?

Tahap Persiapan:

a.Bangun Kepercayaan Diri ;

Kecemasan berkomunikasi sering dialami banyak pembicara, terutama pembicara pemula. Sebagus apapun pesan yang akan disampaikan tanpa kepercayaan diri akan hilang pengaruh sebagai informan yang memiliki banyak tujuan. Baik tujuan sekedar menyampaikan info, megajak pada perubahan perilaku maupun tujuan sekedar menghibur.

b.Tetapkan Tujuan;

Rumuskan tujuan yang akan dicapai dari presentasi yang akan dilakukan.

c.Siapkan Bahan/Materi

Susunlah garis besar materi secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami.

d.Pilih Media yang Sesuai;

Media akan membantu dalam penyampaian pesan/materi, misalnya handout, slide power point. Pemakaian slide, Teknik visualisasi dapat membantu dalam memahami substansi presentasi.

e.Penampilan Diri

Pastikan Penampilan anda layak dipandang sebagai pembicara/presentator. Misalnya memakai pakaian sopan, rapi dan serasi.

Tahap Pelaksanaan:

a.Gunakan komunikasi dua arah;

Sesekali presentator memberikan pertanyaan yang fungsinya mengetahui apakah audience masih fokus dengan materi yang disampaikan. Atau ajak diskusi singkat audience untuk bertukar pikiran. Kontak mata kepada audience selalu diperhatikan supaya tidak terkesan berbicara sendiri.

b.Bahasa yang diucapkan harus jelas dan mudah dipahami. Intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan.

c.Sesekali bergerak dalam berbicara.

d.Jangan membelakangi audience

e.Jangan terkesan membaca handout atau slide

f.Jika media yang digunakan adalah slide power point, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tampilan slide.

g.Materi disampaikan secara sistematis dan hindari pengulangan kata.

Tahap Evaluasi:

Bukalah Tanya jawab dengan audience; mengevaluasi diri dengan cara melontarkan pertanyaan kepada audience, sejauhmana pemahaman audience dari situ akan tahu efektitas cara penyampaian. Adanya audience yang bertanya ini menandakan ketertarikan audience dengan ingin mengetahui lebih dalam tetang materi yang disampaikan.

Tips Presentasi Mengunakan Media Power Point

a.Mudah dibaca;

Kalimat pada slide yang disajikan hendaknya mudah dibaca. Gunakan ukuran huruf yang tidak terlalu kecil dan tipe huruf yang sesuai. Terutama pada judul setiap slide, karena akan membantu pada penekanan materi yang akan disampaikan.

b.Background slide sederhana

Buatlah background yang bervariasi, menarik tapi sederhana. Tidak terlalu menyolok, terlalu banyak animasi, efek – efek yang berlebihan dan penggunaan warna yang buruk.

c.Buat kerangka materi presentasi

Susun poin-poin utama presentasi, estimasikan jumlah dan koherensi slide-slide. Jangan terlalu banyak slide dan banyak teks dalam satu slide

d.Kumpulkan materi pendukung

Materi pendukung bisa mengambil gambar, table atau grafik untuk menambah variasi dan informasi secara visualisasi.

e.Berikan variasi slide

Membubuhi efek sounds, animasi, hyperlink pada slide menambah daya tarik audience.

Semoga Bermanfaat…!

Interaksi Edukatif Mewujudkan Pendidikan yang Humanis

Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik.

Pendidikan merupakan sistem yang mampu membantu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem padahal peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia. Masalah yang kerap terjadi adalah kerawanan hubungan antara guru dan anak didik disebabkan komunikasi yang berjalan kurang harmonis. Hal ini sangat banyak dampak yang ditimbulkan mulai dari kurang tersampaikannya materi ajar, berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak didik, tidak terpenuhinya kebutuhan anak didik,
Guru dan anak didik adalah sosok unsur manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Guru sabagai fasilitator dituntut mampu menciptakan suasana belajar – mengajar yang kondusif. Peranan guru sangat penting ditengah keterbatasan sarana dan prasara pendidikan yang dimiliki oleh negara – negara berkembang. Komunikasi guru dan anak didik yang berjalan lancar maka akan tersampaikan nya materi dengan mudah. Disamping itu hubungan harmonis yang muncul antar guru dan anak didik, guru akan mudah mempengaruhi anak didik dengan maksud mengubah tingkah laku dan perbuatan dengan memasukkan sejumlah norma – norma.
Interaksi edukatif dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan yang humanis। Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid. Serta mampu membina anak didik agar menghargai norma hukum, susila, sosial, dan norma agama. Hal ini dapat diwujudkan dengan upaya menciptakan pendidikan yang humanis ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggungjawab antara guru dan murid salah satunya melalui pendekatan interaksi edukatif.

Suasana humanis yang terbangun dalam pendidikan diharapkan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan sejati dari pendidikan adalah pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang menjadikan pribadi matang dan dewasa sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

JaGa BenDungan KiTa

Bangunan yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk atau danau sering kali kita menyebutnya bendungan atau dam. Malang memiliki bendungan yang memiliki banyak fungsi dan manfaat. Kalau kita pergi ke arah selatan kota Malang akan menemui bendungan Sutami dan di sebelah baratnya akan kita temui bendungan Selorejo yang tak kalah elok panoramanya.
Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) I sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola sumber daya air, pengelolaan mencakup pengelolaan daerah tangkapan hujan, pengelolaan kuantitas air, pengelolaan kualitas air, pengendalian Banjir dan pengelolaan lingkungan sungai. Sebagai BUMN pengelola sumber daya air mempunyai tugas pokok salah satunya operasi dan  pemeliharaan prasarana pengairan yaitu bendungan – bendungan yang dibangun oleh proyek Brantas. Bedungan Selorejo dan Bedungan Sutami (dulu karangkates) salah satu bendungan yang dikelola Perum yang berdiri sejak 1963 tersebut.
Bendungan Selorejo yang terletak di kecamatan Ngantang memiliki manfaat dan tujuan pengendalian banjir, pemberian air irigasi, pembangkit tenaga listrik dan manfaat lainnya yakni perikanan darat dan pariwisata. Selorejo memiliki design bendungan tipe urukan (earthfill dam) yakni jenis tanggul dari tanah yang ditimbun dan dikeraskan. Menurut Mariyadi, kepala sub divisi ASA (air dan Sumber air) III tipe ini lebih kuat dan biaya operasionalnya lebih murah. “Kelebihan dari tipe urukan, bendungannya lebih kuat dan lebih murah dalam biaya operasionalnya.” Jelasnya. Sedangkan syarat untuk membangun bendungan membutuhkan dana yang cukup besar, ada daerah tampungan air, pondasi tanah untuk menompang bangunan harus kuat, material – marerial disekitar lokasi yang akan dibangun tersedia banyak. “Material seperti batu dan pasir harus tersedia banyak sehingga meminimalisir biaya pembangunan yang membutuhkan biaya besar.” tambah pria alumnus S1 Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Sementara Bendungan Sutami yang terletak di desa Karangkates, Sumberpucung kabupaten Malang ini memiliki design bendungan tipe timbunan batu (Rockfilldam) yaitu bendungan dengan menggunakan beton dan timbunan batuan. Karakteristik tubuh bendungan adalah panjang puncak adalah 823,5 meter, elevasi puncak EL 279 meter lebar puncak 13,7 meter, tinggi bendungan 100 meter, volume timbunan 6.156.000 m3, dan panjang lebar dasar adalah 400 meter. “Tipe rokcfill dam yang dimiliki bendungan sutami ini dengan bahan baku dari batu – batu besar” jelas Soni, pengamat pra sarana pengairan bendungan Karangkates.
Sistem alokasi air agar penyediaan air terpenuhi sepanjang tahun dimana ketika musim penghujan tidak banjir dan pada musim kemarau tidak kekurangan Perum Jasa Tirta I menerapkan sistem pola alokasi air. Pola alokasi air musim basah diatur pada bulan November sampai Juni yakni pada musim penghujan, air direndahkan dan pola alokasi musim kering diatur pada bulan Juni sampai November, air dinaikkan karena musim kemarau. Begitu juga dengan monitoring agar air tidak terbuang sia – sia (overflow) JPT I, Pembangkit Jawa – Bali (PJB), Dinas Pengairan, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bersama – sama menetapkan pola operasi debit air 6 bulan sekali. “Kami (PJT I) menetapkan debit air 6 bulan sekali bersama PJB, Dinas Pengairan dan PDAM.” Lanjut pria alumnus ITN Malang Jurusan Teknik sipil tersebut.
Agar kerja bendungan stabil dan selalu terapantau, maka bendungan dipantau dengan intrument keamanan bendungan. Seperti yang paparkan Supriono, staff pengamat pra sarana pengairan bendungan Selorejo menerangkan bahwa ada empat intrument dalam menjaga keamanan bendungan. Patok sentlement point untuk mengetahui pergeseran tanah, ground water level berupa 25 buah pipa untuk mengetahui naik – turunnya elevasi permukaan tanah, Pore Presure Meter (PPM) intrument untuk mengetahui tekanan tanah dan Spring water untuk mengetahui besar – kecilnya resapan air waduk. Senada dengan Supriono, Soni menjabarkan tugas sebagai pengamat mencakup eksploitasi dan observasi. “Eksploitasi disini perhitungan debit air masuk turbin yang disebut outflow dan debit air masuk waduk yang dinamakan inflow. Dan tugas observasi meliputi intrument keamanan bendungan.” Pungkas pria asli Malang tersebut.
Kendala yang dialami dalam perawatan dan pengoperasian bendungan ini Supriono mengungkapkan selain kendala debit air dan daya resapan air yang tidak normal sedimentasi menjadi kendala pengoperasian bendungan. “Sedimentasi mengakibatkan pengaruh kapasitas waduk berkurang sehingga menganggu turbin untuk bergerak.” Hal senada diungkapkan Mariyadi kendala faktor lingkungan seperti hutan gundul yang mengakibatkan sedimentasi, sampah penduduk yang dibuang ke DAS (daerah aliran sungai) dan limbah industri yang menghambat kerja bendungan. “Hutan gundul mengakibatkan tanah longsor, sampah – sampah warga dan limbah indutri kendala yang harus segera ditangani sekarang,” tutur pria asli Madiun tersebut. Lain halnya dengan Supriono, Soni mengalami kendala pada perawatan dan pengoperasia bendungan Sutami hanya pada faktor tanah longsor yang mengakibatkan sedimentasi. “Untuk sampah dari penduduk tidak menjadi hambatan tapi untuk sedimentasi akibat tanah longsor kami sekarang sedang mengatasinya.” Tegas pria memiliki dua putra ini. “Normalnya fungsi bendungan pada resevoir untuk 100 tahun laju sedimentasi mencapai 60 %, namun sekarang masih 35 tahun laju sedimentasi sudah mencapai 65%.” Tegasnya menambahkan.
Melihat fenomena sedimentasi dan menumpuknya sampah yang mengakibatkan pendangkalan sungai, Mariyadi berharap masyarakat sadar dan peduli lingkungan karena ini berakibat pada eksistensi bendungan yang memililki banyak fungsi terutama pengendalian banjir.”Masyarakat harus sadar lingkungan, mulai dari tidak menbuang sampah pada sungai, mencuri batu di daerah sekitar dam dan illegal loging.” Harapnya. Begitu juga dengan Soni yang menginginkan para penduduk sekitar agar turut menjaga bendungan agar tidak hancur. “Kalau bendungan hancur, bendungan jadi tidak berfungsi lagi.”tuturnya
PLN Turut Menjaga Waduk
Mengatasi hal ini pihak PJT I mengadakan pengerukan setahun sekali yang menghabiskan biaya hampir satu milyar. “ Selain cek dam yang kami lakukan satu bulan sekali untuk menaggulangi sedimentasi kami melakukan penggerukan pada resevoir (tempat tampungan air) yang menghabiskan sekitar Rp. 890.000,00.” Jelas Mariyadi, sebelumnya ditempatkan di bendungan Wonorejo dengan kedudukan yang sama. Sedimentasi juga menjadi kendala pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN dari pihak pedistribusian yang bertugas mengamankan waduk juga melaksanakan pengerukan untuk menahan laju sedimentasi yang cukup tinggi. “Kami (PLN) juga bertugas mengamankan waduk, karena sedimentasi yang terjadi berdampak pada usia ekonomis dua turbin yang membangkitkan listrik maka harus ada pengerukan.” Jelas Dwi Tjahjo, supervisor operasi distribusi PLN.
Bendungan yang juga berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik PLTA se-Jawa – Bali dan sebagai pemasok utama listik pada PLN sekarang hanya mampu memasok listrik 5 – 10 % ke PLN karena PLN lebih banyak mendapatkan listrik dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap). “Untuk Selorejo mampu memasok 70 kV dan untuk Sutami memasok sampai 150 kV, dan hanya 5 – 10 % PLTA se-Jawa Bali memasok listrik ke PLN.” ungkap Dwi panggilan akrab pria yang bekerja di PLN sejak 1983. “Namun PLTA masih sangat membantu untuk pemasokan listrik PLN, terutama saat musim hujan dan banjir, bendungan dioptimalkan agar menghasilkan listrik lebih banyak. Selain itu PLTA biaya operasionalnya lebih murah dibanding PLTU dan PLTGU yang mengunakan bahan bakar minyak dalam mengoperasikannya.” Tambahnya. Dwi juga menjelaskan PLTA yang mengkonversikan tenaga air menjadi tenaga listrik.”Air dikonversikan menjadi tenaga air dalam turbin, kemudian turbin air memutar generator yang membangkitkan listrik.”tuturnya menjelaskan.

Mewujudkan Pendidikan Islam yang Humanis ( Penerapan Konsep Demokrasi Pendidikan Islam)

Oleh : Isna H Effendi
Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik.
Pendidikan merupakan sistem yang mampu membantu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki manusia. Seiring berjalannya waktu pelaksanaan pendidikan banyak mengalami problem padahal peranan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan Islam sebagai salah satu agen perubahan sosial juga harus mampu menerjang problem yang bergerak dinamis dan proaktif untuk kemajuan dan perbaikan umat Islam. Pendidikan yang dipandang kurang humanis juga sering terjadi dalam proses pendidikan yang berdampak pada perkembangan peserta didik. Tujuan- tujuan pendidikan Islam yang telah dirumuskan dan harus diwujudkanpun jauh dari harapan.
Demokratisasi pendidikan dianggap mampu sebagai solusi dalam mewujudkan pendidikan Islam yang humanis. Pendidikan yang tidak membenarkan adanya intimidasi, pengekangan dan pembatasan terhadap kreatifitas guru dan murid dapat diwujudkan dengan upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggungjawab antara guru dan murid. Suasana humanis dalam pendidikan akan mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Konsep Demokrasi dalam Islam dan Pendidikan
  • Demokrasi dalam Islam
Demokrasi dipandang sebagai konsep barat dan sering menjadi bedebatan orang muslim terutama jika penarapannya dimasukkan dalam konsep pendidikan tidak sedikit tokoh pendidikan muslim yang menolak dan tidak sedikit pula yang menerima. Seperti halnya Komarrudin Hidayat yang dikutip Toto Suharto menggangap agama (Islam) sebagai kekuatan moral bagi sebuah proses demokratisasi. Kata kunci yang diambil dari Islam adalah konsep musyawarah yang menekankan perlunya sikap toleransi, saling mengambil dan memberi serta saling menghargai dalam proses demokrasi.
Jadi meskipun agama tidak secara sistematis mengajarkan praktik demokrasi, namun agama senantiasa menjadi etos, spirit, dan muatan doktrinal bagi tumbuhnya kehidupan demokratis.
  • Demokrasi Pendidikan.
Dalam pandangan Mc Grath pendidikan merupakan aspek paling penting bagi upaya menumbuhkan sikap dan perilaku demokratis maka perlu adanya demokratisasi pendidikan. Dalam hal ini tujuannya adalah bagaimana mendidik siswa berfikir kritis. Senada dengan Russel yang dikutip Subagja menyebutkan bahwa adanya kebebasan dalam pendidikan akan mengakibatkan dan mewujudkan demokratisasi pendidikan. Upaya dalam menciptakan demokrasi pendidikan ditandai dengan adanya proses belajar-mengajar yang terbuka dan penuh dialog yang sehat dan bertanggungjawab antara pendidik dan peserta didik.

  • Mewujudkan Pendidikan Islam yang Humanis.
Demokratisasi Pendidikan Islam
Demokratisasi yang dibangun oleh pemikir pendidikan Islam di Indonesia merupakan upaya untuk membangun dasar – dasar persamaan, kebebasan, keadilan, keterbukaan dan anti diskriminasi.
Dan demokratisasi yang digagasan Freire adalah sistem pendidikan yang mengusung pendekatan dialog yang berusaha menempatkan subjek pendidikan (baik guru maupun murid) sebagi manusia yang memiliki jati diri masing-masing dan perlu berkembang secara bersama-sama. Selain itu Freire menawarkan pengajaran sistem pendidikan multi kultural, dimana seluruh siswa diajari untuk senantiasa menghargai dan menghormati keanekaragaman atau kemajemukan yang terjadi di sekolah.
Subagja mengimplementasikan beberapa konsep pendidikan setelah menggabungkan gagasan Freire dan gagasan pemikir Pendidikan Islam di Indonesia adalah sebagi berikut : (1) Hakikat dan Tujuan pendidikan Islam; hakikatnya yakni sebagi proses untuk membina dan mengembangkan dan mengoptimalkan kompetensi manusia selaku hamba Allah sedangkan tujuannya adalah mewujudkan manusia sempurna yang dapat memenuhi kebutuhan materil dan spiritualnya. (2) Konsep guru dan Murid; Guru sebagai pelaksana pendidikan yang menentukan, guru sebagi fasilitator, guru dan siswa sebagi subjek pendidikan yang sama – sama memiliki kemampuan untuk belajar bersama. (3) Metode Pendidikan; metode pembelajran yang menyenagkan, mampu membangkitkan dan mengembangkan kompetensi siswa, sehingga siswa tidak hanya pintar membaca teks tapi juga pintar membaca konteks.

Pendidikan Islam yang Humanis
Berangkat dari tujuan pendidikan Islam, bagaimana kedudukan pendidik dan peserta didik, sampai konsep demokrasi maka pendidikan humanis dapat terwujud dengan memahami definisi – definisi diatas dan mewujudkan pada tataran praktis dunia pendidikan. Konsep pendidikan yang digagas Subagja adalah implementasi dari demokratisasi dan jika itu diaplikasikan maka akan terwujud pendidikan Islam yang humanis. Saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi dan saling memahami adalah keniscayaan dalam membangun pendidikan Islam yang humanis. Melalui demokrasi pendidikan dimana siswa turut aktif dalam menentukan proses belajar mereka, siswa dan guru sebagai subjek pendidikan yang sama-sama bisa belajar sehingga mampu mengembangkan berfikir kritis dan kreatif siswa maka tidak ada lagi guru sebagai otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran siswa seolah – olah sistem ini mengukung daya kritis dan kreatif siswa. Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai – nilai ajaran Islam.
Sehingga pendidikan Islam yang humanis akan terwujud jika diterapkannya sikap menjunjung tinggi dan mengoptimalkan berbagai fitrah manusia dalam rangka mewujudkan insan kamil dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Eksistensi manusiapun akan tercipta sebagai makhluk yang humanis. Pendidikan Islam yang humanis harus menjadi orientasi dan aplikasi dalam praktek pendidikan. Semua kegiatan pendidikan harus memiliki amplikasi dengan tugas kehidupan manusia di dunia yaitu sebagai khalifah di muka bumi.
Demokratisasi pendidikan Islam merupakan suatu wujud upaya sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana humanis dalam pendidikan. Dalam gagasan demokrasi dalam pendidikan Islam ada muatan-muatan sistem pendidikan, dimana pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan potensinya dan kreatifitasnya tanpa ada pengekangan atau intimidasi dari pihak manapun. Pendidik yang memahami kedudukan dan kewajibanya sebagai pendidik serta memahami kedudukan peserta didik sehingga mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswa harus diperhatikan untuk menerapkan demokasi pendidikan. Demokrasi dapat diterapkan melalui metode – metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu membangkitkan dan mengembangkan segenap kompetensi siswa. Konsep yang memandang manusia seutuhnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan berarti beusaha mengoptimalkan segenap kefitrahan (potensi kognitif, afektif dan psikomotorik) manusia untuk mewujudkan kesejahteraan eksistensi kehidupan manusia di dunia yang dilandasi dengan nilai – nilai ajaran Islam.



DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifuddin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kultura
Arifin, Muzayyin. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Saiful. 2005. Guru dan Anak Didik; dalam interaksi edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi aksara
Jalauddin, dan Usman said. 1999. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Teo. Pendidikan yang Humanis. Online. http://bruderfic.or.id/h-60/pendidikan-yang-humanis.html
Subagja, Soleh Menggagas Liberalisasi Pendidikan Islam; Jurnal progresiva. Jurnal Progresifa. Malang.
Suharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Jogyakarta:Ar Ruzz
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies