Sebuah Piranti Kognitif
Diposting oleh
Isna Effendi
, Senin, 14 Desember 2009 at 14.57, in
Label:
Media Pembelajaran
USB flash drive adalah alat penyimpanan data memori flash tipe NAND yang memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. Flash drive ini biasanya berukuran kecil, ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah.Kapasitas yang tersedia untuk USB flash drive ada dari 128 megabyte sampai 64 gigabyte.
USB flash drive memiliki banyak kelebihan dibandingkan alat penyimpanan data lainnya, khususnya disket atau cakram padat. Alat ini lebih cepat, kecil, dengan kapasitas lebih besar, serta lebih dapat diandalkan (karena tidak memiliki bagian yang bergerak) daripada disket. (Sumber http://dfs0007.blogspot.com/2009/01/flash-disk.html)
Membaca keterangan diatas kita tahu flashdisk atau falas drive sebuah piranti. Namun apa bisa dikatakan sebagai piranti kognitif? Semua itu melihat sudut pandang fungsi saja. Fungsi Flashdisk salah satunya untuk mempermudah mobilitas kita tanpa perlu membawa laptop atau hard copy files kalau lagi di perlukan. Fungsi lainnya bisa menjadi penjaga files tetap sehingga variasi ukurannya pun berubah. Dari sini apa saja yang pada umummya falshdisk itu digunakan? Kebanyakan sebagai penyimapan data-data kuliah untuk mahasiswa. Disini berarti flashdisk membantu menyimpan puluhan bahkan ratusan data-data pengetahuan yang pernah kita pelajari tanpa memerlukan ribuan kertas.
Masjid Jami’ Kota Malang Galakkan Pemberdayaan Masyarakat
Diposting oleh
Isna Effendi
, at 14.33, in
Label:
BeRiTa
Masjid terbesar di Kota Malang ini terletak di sebelah Barat alun-alun. Renovasi yang dilakukan terus-menerus menandai semakin besarnya kebutuhan akan ruang ibadah yang luas dan banyaknya kegiatan bagi Umat Islam di Kota dingin ini. Masjid Jami’ kota Malang bagian dari tata ruang pusat kota khas di Jawa; Alun-alun, masjid, penjara, Pasar dan pusat pemerintahan.
Sebagai masjid tertua di kota Malang, masjid jami’ ini menjadi acuan bagi masjid – masjid lain di kota Malang. Masjid Jami Agung didirikan diatas tanah seluas 3000 m2 pada tahun 1875. Terbaca dalam prasasti masjid yang ada pembangunan besar terjadi dua tahap. Tahap pertama pada tahun 1890 berbentuk bangunan berdenah bujur sangkar berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua. Bangunan ini sebagai bangunan induk yang dipertahankan sampai sekarang.. Karena kebutuhan dan kepentingan yang semakin berkembang masjid membangun bangunan di depan bangunan aslinya. Tahap kedua ini dibangun tahun 1903 yang juga berdenah bujur sangkar dan berstruktur kayu serta memiliki atap tajug tumpang tiga.
Renovasi dan perluasan dilakukan berkali – kali seiring kebutuhan yang dibutuhkan jama’ah dan kegiatan masjid dalam pemberdayaan masyarakat. Karena itu sekarang bisa melihat kemegahan masjid Jami yang berdiri di pusat jantung Kota Malang. Dalam rangka memakmurkan masjid dan pemberdayaan masyarakat sekitar sejumlah ruangan dibangun dan diadakan sejumlah kegiatan seperti diantaranya pengajian rutin, penyantunan anak yatim, perpustakaan, Radio Madinah, balai pengobatan, Ambulans, dan sebagainya.
Radio Madinah sebagai salah satu media dakwah Masjid jami’ diisi dengan berbagai kajian dan acara keislaman lainnya. Radio yang berdiri sejak tahun 1951 ini menyajikan Islam Corner yang mengupas permasalahan kontemporer dalam Islam, Mozaik Islam mengupas sejarah Islam dan anbi – nabi. Adapun kajian dan dialog seputar kesehatan yang dipandu oleh Dr. Subandi. “ Tidak masalah Islam saja yang kami sajikan, ada juga masalah kesehatan yang dibimbing Dr. Subandi setiap hari Sabtu,” jelas Zainul fulltimer masjid Jami Malang.” Karena visi radio Madinah ini adalah menata hati menuju masyarakat madani.”tambahnya
Sarana lain yang dimiliki masjid agung ini adalah perpustakaan dan balai pengobatan. Perpustakaan dibuka untuk masyarakat umum dan jama’ah yang datang bisa dibaca ditempat. Untuk dipinjam harus menjadi anggota perpustakaan masjid terlebih dahulu. Investasi buku – buku tersebut berasal dari koleksi pribadi masjid dan hibah dari departemen agama yang memuat 75 persen buku agama seperti tafsir, hadist, fiqih dan aqidah. “Buku – buku di perpustakaan memuat kurang lebih 75 persen bidang agama seperti tafsir, hadist, fiqih dan aqidah. Koleksi ini didapatkan dari koleksi pribadi dan hibah dari departemen agama.” Ungkap pria asli malang tersebut.
Seperti halnya perpustakaan, balai pengobatan turut andil dalam melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Pemeriksaan kesehatan tanpa memungut biaya ini ditangani oleh dua dokter satu dokter putra dan satu dokter putri. Sedangkan pelayanan apotik memberikan harga relatif murah pada obat yang disediakan dan dijual. “Seandainya ada biaya pengobatan itu berarti biaya pengganti obat. Yang disediakan di apotik dengan harga murah seperti obat generik.”tutunya menjelaskan.
Selain itu, pelayanan masyarakat masjid Jami yang sampai sekarang menggalakkan program – program pemberdayaan masyarakat seperti penyantunan anak yatim dan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). TPQ Madinah yang ditangani sie pendidikan dan perpustakaan memiliki 64 santri. Sedangkan program anak yatim tahun ini memiliki 56 anak yatim yang santuni. Perminggu biaya untuk program ini bisa mencapai enam sampai tujuh juta. Persyaratan anak yatim yang mendapatkan santunan tidak sebatas kategori umur 6 tahun sampai 15 tahun tapi juga harus mau bersekolah dan mengaji. “yang mendapatkan santunan anak yatim wajib bersekolah dan mengaji. Santunan diberikan pada orang tua untuk biaya anak dan anak yatimnya untuk uang jajan.”papar pria yang bertugas mengusrus masjid sampai sore hari tersebut.
Apresiasi masyarakat bisa dibilang cukup tinggi, ini terlihat dari potensi zakat yang ditampung di masjid jami cukup besar. Penggelolaan secara professional setiap tahunnya bisa menyalurkan zakat mal sebesar 23 juta pada moment 1 Muharram. “ menyaluran zakat mal setiapsatu tahun sekali tepatnya 1 Muharram sebagai moment bagus, nominal bisa mencapai 23 juta bahkan lebih dari itu setiap tahunnya.”ungkapnya
Masjid yang memiliki 34 anggota pengurus masjid dan 27 karyawan sekarang ini sedang menyiapkan dalam menghadapi hari raya Umat Islam yang akan terselenggara bulan November ini yaitu hari raya idul Adha. Dalam hal ini pengurus melayani, menerima dan menyalurkan hewan kurban. “ Distribusi hewan kurban ke masjid – masjid sesuai proposal yang masuk dan sebagian kecil terbagi ke pengurus dan jama’ah masjid” terangnya dalam kesempatan itu. (Ihe)
digali untuk berita koran BESTARI UMM
Masjid An Nuur Batu, Multifungsi untuk Melayani Masyarakat
Diposting oleh
Isna Effendi
, at 14.29, in
Label:
BeRiTa
Senja hari sebelum Maghrib sampai di depan Masjid An-Nuur. Kurang lebih 15 menit perjalanan berkendara motor dari Landungsari. Masjid ini tepat berada di tengah kota Batu bersebrangan dengan alun – alun kota Batu. Sore itu nampak ramai sekali dengan ibu - ibu beserta keluarganya menikmati suasana sejuk kota Batu di sore hari. Keramaian itu lebih terasa karena alun – alun yang dikunjungi warga sekitar, masjid An – Nuur juga disinggahi orang – orang yang akan berjama’ah shalat maghrib mulai dari warga sekitar masjid sampai wisatawan.
Dari kejauhan nampak megah artistik masjid An-Nuur dengan kubah hijau dan sedikit warna kuning keemasan. Pintu dan jendela masjid terukir kaligrafi ayat – ayat al Qur’an dan asma – asma Allah. Sebelah pintu bagian timur berdiri beduk cukup besar yang mungkin masih dipakai sebagai tradisi sebelum dikumandangkan adzan. Ketika memasuki ruangan masjid, serasa singgah di kerajaan karena lebih terasa kemegahannya dengan ornamen – ornamen mewah.
Dari tanah wakaf mbah Suro masjid ini berdiri pada tahun 1920. Pada perkembanganya masjid An –Nuur ini berakali – kali direnovasi sesuai dengan kebutuhannya. Terakhir renovasi empat tahun yang lalu, tepatnya Maret tahun 2008 yang diresmikan oleh wali kota Batu Eddy Rumpoko.
Harapan kedepan masjid An – Nuur yang bukan hanya sekedar tempat ibadah melainkan juga tempat menimba ilmu, maka masjid ini dilengkapi perpustakaan yang dikelola oleh remaja masjid. Perpustakaan terletak di baseman masjid yang dibangun pada renovasi terakhir. Aula serba guna juga terbangun di baseman masjid yang seringkali dimanfaatkan untuk diklat, pelatihan sampai resepsi pernikahan. Selain perpustakaan dan aula serba guna, program yang sedang dirancang adalah museum barang bersejarah seperti Qur’an – qur’an kuno dan benda masjid tua dan antik dan bersejarah. Dalam hal pelayanan pendidikan akan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekolah setingkat sekolah dasar (SD) yang berbasis Islam. Untuk program wisata akan dibangun menara pandang yang dapat dimanfaatkan wisatawan menikmati pemandangan kota Batu, Malang dan sekitarnya. Keterangan ini terlontar dari Ilham, ketua takmir masjid An – Nuur,“ Sarana – sarana baru yang terbangun di baseman masjid ini antara lain perpustakaan, aula seba guna, kantor takmir dan tempat wudhu. Progam kedepan juga akan dibangun Madrasah Ibtidaiyah dan museum. Sedangkan untuk kepentingan wisata akan dibangun menara pandang.” Papar pria asli Batu tersebut.
Masjid yang ditangani oleh 25 orang pengurus harian dengan jumlah keseluruhan 40 orang pengurus ini, memiliki banyak program kegiatan yang ditangani masing –masing bidang. Bagian sosial salah satunya menangani Kurban dan zakat. Bagian Sarana – prasarana perawatan dan penggadaan sarana dan prasarana yang juga bekerjasama dengan bagian pembangunan jika terjadi pembangunan masjid. Dan masalah jadwal khatib dan imam shalat, kajian rutin serta penanganan hari – hari besar di handle oleh bagian peribadatan. “Kajian rutin untuk masayarakat umum diadakan setiap hari ahad, selasa dan rabu setelah shalat Isya’. Pemateri dan pemahasan materi bervariasi, kami biasanya juga mengundang MUI Malang sebagai pemateri yang ditangani oleh bagian peribadatan.” Tutur bapak berputra 8 anak tersebut.
Mengenai perawatan dan keamanan masjid pihak takmir memiliki 5 orang cleaning servis yang menangani bagian kebersihan dan 3 orang satpam. Menurut Miskam, pihak keamanan masjid an – Nuur tidak mengalami kendala besar dalam menangani kemaanan. “ Dengan tiga orang satpam kami tiga kali pergantian untuk bertugas dan jaga yakni pagi, sore, dan malam. Penjagaan masjid seperti pengamanan kendaraan jama’ah dan pengunjung masjid.”jelas pria asli kota Blitar tersebut.
Senada dengan Miskam, Ilham juga mengungkapkan tidak terlalu banyak kendala dalam mengurus masjid sejak tahun 1979 ini. “ Selama ini tidak ada kendala terlalu berat, mungkin kegiatan masyarakat di alun - alun yang sering mengadakan acara yang dipandang kontaversi dengan kegiatan masjid.”ungkapnya kecewa. Menanggapi hal tersebut pihak masjid sering kali mengadakan komunikasi dengan pemerintah daerah untuk pengkondisian suasana dan keamanan.”terutama ketika bersamaan tergelar kegiatan masjid dan kegiatan di alun – alun, jalan keluarnya pengkondisian keadaan dengan mengkomunikasikannya dengan pihak pemerintah daerah.” jelasnya menambahkan.
Sebagai pengurus masjid Ilham merasa senang dalam menangani hal – hal yang berhubungan dengan kegiatan masjid karena baginya tugas yang diemban selama ini merupakan melayani masyarakat mulai dari hal pendidikan sampai pelayanan sosial. “ Senang sekali ketika melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan pengurus masjid. Kami juga menampung aspirasi masyarakat tentang kegiatan apa saja yang dibutuhkan.”
MENULIS BERITA ITU GAMPANG
Diposting oleh
Isna Effendi
, at 14.10, in
Label:
Resensi
diterbitkan pada harian Malang Post 22 November 2009
Judul Buku : Panduan Menulis Berita
Penulis : Husnun N Djuraid
Tebal : 208 hal
Tahun Terbit : 2009
Penerbit : UMM Press, Malang
Peresensi : Isna Hidayati Effendi*
Salah satu tugas pokok jurnalis atau wartawan adalah menyampaikan fakta-fakta yang ada melalui berita dalam rangka melayani publik itulah. Ada kebanggan tersendiri bagi seorang jurnalis jika ia bisa menolong orang dengan menyampaikan berita tentang dunia sekitar mereka.
Profesional menjadi tuntutan seorang wartawan di tengah globalisasi zaman dan kebebasan pers yang sering disalahgunakan. Ancaman profesi wartawan ke depan semakin besar melihat masyarakat yang semakin melek hokum. Hal inilahyang sering memunculkan protes terhadap wartawan walaupun kesalahan yang dilakukan sangat sepele, seperti salah ketik, salah cetak, apalagi salah dalam memberitakan.
Buku yang berjudul “Panduan Menulis Berita” oleh Husnun N. Djuraid ini berusaha memaparkan teori–teori jurnalistik. Lahirnya buku tersebut berangkat dari besarnya minat masyarakat untuk mempelajari jurnalistik yang tidak diimbangi dengan kesiapan sarana dan prasarana seperti minimnya buku jurnalistik sebagai referensi.
Yang terpenting dalam menulis berita adalah mengetahui unsur-unsur berita terlebih dahulu yang akan digunakan sebagai panduan untuk memutuskan suatu kejadian, informasi atau keadaan yang layak untuk diberitakan. Bersifat aktual, ada unsur kedekatan, penting, kejadian yang dianggap luar biasa, unsur human interest, progresif, dan lain sebagainya merupakan unsur dalam berita yang dibahas dalam buku yang berwarna paduan putih dan coklat pada covernya.
Bagi penulis pemula, di sini penulis memberikan cara penulisan berita, baik penulisan berita langsung (straight news) maupun berita feature. Bagi kebanyakan penulis pemula yang mengalami kesulitan dalam mulai menulis, ada pelajaran dasar yang wajib dipenuhi yaitu 5 W + 1 H (what, where, when, who, why, dan How). Setelah identifikasi bahan-bahan berita yang terkumpul sesuai 5 W + 1H maka akan muncul kerangka berita yang akan ditulis. Tentu pelajaran dasar ini sangat membantu dan memudahkan penulis pemula.
Dari enam pembahasan, pembahasan penulisan feature nampak lebih menarik. Tulisan panjang yang mengungkap dan mengambarkan peristiwa secara gamblang dengan dibubuhi ungkapan kreatifitas penulisnya tersebut dibahas secara mendalam. Khususnya pada pembahasan lead feature, macam-macam dan penjelasan lead disajikan dalam bentuk contoh langsung yang diambil dari berita-berita surat kabar yang telah terbit. Contoh-contoh berita yang dikutipkan tersebut kemudian dikupas dan dijelaskan satu per satu nilai dan unsur feature yang terdapat dalam berita.
Seperti pada pembahasan jenis lead bercerita (hal. 101), dikutipkan langsung tulisan wartawan yang melaporkan suasana di sudut sebuah rumah di Bosnia-Herzegovina pecahan Yogoslavia-yang dilanda perang saudara dengan Serbia. Terjadi pembantaian brutal yang dilakukan tentara Serbia terhadap pendudukan Bosnia. Ribuan orang menjadi korban kekejaman tentara Serbia. Bosnia-Herzegovina yang mayoritas penduduk muslim, menjadi objek kekejaman tentara Serbia.
Kemudian dipaparkan nilai-nilai berita dari cerita tersebut. Yakni selain mengaduk emosi pembaca melalui berbagai penderitaan yang dialami masyarakat Bosnia, cerita ini juga berusaha mengangkat sisi human interest, melalui latar belakang agama.
Kelebihan lead bercerita sangat efektif untuk menggungkap sisi kemanusiaan dari sebuah peristiwa. Kelebihan dari lead ini lebih mudah menggaet pembaca akan pembaca merasa seolah-olah menjadi bagian dari cerita tersebut. Karena penulis feature yang baik merupakan gabungan antara wartawan dan sastrawan. Dengan kemampuan kata-kata dan merangkainya dalam kalimat yang indah bisa membawa pembaca untuk terlibat dalam cerita. Namun tak semua cerita bisa dibuat lead seperti itu. Wartawan harus bisa mengukur, sejauh mana sebuah peristiwa bisa diberi lead bercerita.
Meliput berita merupakan bagian dari proses pembuatan berita, dalam hal ini wartawan tidak hanya dituntut untuk menguasai masalah namun dalam juga mempersiapkan hal penampilan dan memiliki rasa percaya diri. Tidak harus berpakaian resmi melainkan sopan dan sesuai dengan acara yang akan diliput dan lingkungan. Era wartawan yang tampil dengan busana yang lusuh tampaknya sudah bergeser pada penampilan yang memperhatikan situasi dan kondisi. Dengan penampilan yang baik ditambah dengan rasa percaya diri, seorang wartawan bisa menghadapi sumber berita dengan tenang.
Bagi pembaca yang sedang atau mendalami penulisan berita di media, buku ini setidaknya akan bisa menambah referensi dan kisi-kisi penulisan. Didasari oleh segudang pengalaman penulis sebagai wartawan media, buku ini disusun dengan sangat lugas, aplikatif dan mudah dipahami. Selain dibubuhi contoh-contoh tulisan yang sesuai dengan standarisasi penulisan baik media cetak maupun elektronik, juga dilampiri dengan Kode Etik Jurnalistik, Undang – Undang Pers dan standarisasi penulisan di surat kabar.
Tentunya buku ini sangatlah layak sebagai salah satu buku wajib bagi para calon-calon kuli tinta yang handal dan profesional. Sejalan dengan perkembangan media massa yang cukup pesat, dimana beberapa perguruan tinggi membuka jurusan komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik, bagi mahasiswa layak juga sebagai referensi buku pegangan mata kuliah.
Secara keseluruhan buku ini tersusun secara sistematis yang mempermudah pembaca dalam memulai menulis berita. Karena sebenarnya menulis berita itu tidak sulit dan pada dasarnya setiap orang yang sudah mengenyam pendidikan punya kemampuan untuk menulis. Hanya dibutuhkan kemauan untuk memulai menulis yang kemudian difomulasikan dengan teori-teori penulisan yang ada.
*Penulis adalah
Penggiat Studi Islam dan Penelitian (FORSIFA)
Universitas Muhammadiyah Malang
Ujian Tanpa Kalkulator
Diposting oleh
Isna Effendi
, at 14.03, in
Label:
Media Pembelajaran
Ujian dalam tingkat Nasional lebih dikenal dengan UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan. Evaluasi sendiri memiliki pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono : 2008). Sedangkan evaluasi pendidikan memiliki definisi kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Evaluasi diartikan secara luas evaluasi yang bersifat kuantitatif dan evaluasi bersifat kualitatif. Bersifat kuantitatif hasil pengukuran tersebut berwujud keterangan-keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan. Evaluasi bersifat kualitatif lebih pada penafsiran yang sering bersumber dari data kuantitatif.
UASBN termasuk evaluasi yang bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik , setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petujunk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keperhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kalkulator merupakan piranti kognitif yang berarti suatu alat untuk mempermudah dalam mencari dan memahami ilmu pengetahuan, dalam hal ini kalkulator mempermudah dan mempecepat dalam memecahkan ilmu eksak. Jika ujian atau UASBN diperkenankan memakai kalkulator maka tujuan evaluasi kuran tercapai secara maksimal. Kemampuan peserta didik tidak ketahui secara pasti karena ada bantuan berupa alat yang mempengaruhi kerja dan proses berfikir siswa.
Semangat Pengrajin Cobek
Diposting oleh
Isna Effendi
, Minggu, 22 November 2009 at 21.22, in
Label:
Kisah
Udara panas menusuk tulang di suasana bulan Ramadhan dimana umat Islam diwajibkan menunaikan ibadah puasa tak menghalangi aktivitas para pengrajin cobek batu. Jika dijumlah mereka berjumlah puluhan orang tersebut tetap sibuk dengan pekerjaannya sebagai mata pencaharian utamanya, membuat cobek. Nyaris seharian penuh, mereka tak lelah memecah, memukuli, dan memahat batu – batu besar untuk dijadikan alat yang menjadi kebutuhan ibu – ibu rumah tangga tersebut.
Berlokasi di sebelah Timur
Semangat pengrajin batu tak tertelan oleh zaman. Ini nampak karena seiring berkembangnya teknologi, cobek batu masih dibutuhkan masyarakat sehingga tidak mengalihkan pengrajin batu untuk mengais rezeki dari batu. Dusun yang menjadi salah satu desa yang masih tetap bertahan melestarikan teknik kerajinan karena keahlian ini merupakan warisan leluhur mereka.
Dari puluhan pengrajin cobek tersebut, salah satu dari mereka menekuni pekerjaan ini sejak beliau duduk di bangku sekolah dasar. Bapak yang akrab dipanggil Yadi ini mampu membesarkan
Pekerjaannya yang keras tak meneluturkan iman dan ketakwaan Yadi kepada Sang Khalik. Ibadah wajib dibulan ramadhan yang banyak kali ditinggalkan oleh para pekerja keras, tapi tidak pada diri Yadi selain usianya bisa dibilang renta mampu menjalankan puasa dengan tetap menekuni pekejaannya. Wajah kalemnya menuturkan aktivitas berbedanya di bulan puasa karena harus selesai sampai siang hari dan mampu menghasilkan hanya 2 buah cobek per harinya. Serasa melelahkan memang, namun ini semua demi sesuap nasi sebagai memenuhi kebutuhan primernya. Padahal cobek batu berukuran 20 cm dihargai Rp. 3500 dan ukuran 35 cm dihargai Rp. 10.000 karena di jual ke juragan cobek terdahulu untuk dibeji (dihaluskan).
Namun dunia kerjanya masih mampu menyekolahkan kelima anaknya meski tidak sampai melanjutkan ke perguruan tinggi. Teman yang menemani karirnya sudah meninggalkan dirinya 31 tahun yang lalu. Karena sakit, istri yang dicintai harus meninggalkan dunia yang keras ini. Tahun – tahun berikutnya hari – harinya ditemani
Perbandingan Epistemologi Pendidikan Filusuf Inggris dengan Epistemologi Pendidikan Islam
Diposting oleh
Isna Effendi
, Selasa, 17 November 2009 at 20.18, in
Label:
IslamicStudies
Pendidikan sebagai aktivitas cultural yang khusus dan fundamental setidaknya dapat dijelaskan melalui dua perspektif, yakni perspektif histories dan perspektis filosofis. Dalam perspektif histories, pendidikan terbukti selalu menyertai pasang surut perjalanansejarah umat manusia, mulai dari coraknya yang sederhana dan tradisional hingga modern. Sementara dari perspektif filosofis, karakteristik proses pendidikan mempunyai tiga sifat utama, yakni;
(1) proses pendidikan merupakan suatu tindakan performatif; dalam arti tindakan yang diarahkan untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi individu dalam proses individualisasi dan dalam kerangka partisipasi dengan sesama.
(2) tindakan pendidikan merupakan tindakan reflektif; dalam arti tindakan yang dikaji betul akuntabilitasnya, atau tindakan yang timbul dari perenungan akan fisibilitasnya, tidak semata spontanitas tanpa rencana; dan
(3) proses pendidikan merupakan suatu tindakan sadar tujuan.
Salah satu hal mendasar dalam pendidikan yang hingga kini belum terpecahkan secara tuntas adalah menyangkut persoalan “epistimologis” dengan alasan bahwa proses belajar mengajar dalam konteks pendidikan senantiasa memuat unsure penyampaian pengetahuan, ketrampilan, dan nilai – nilai. Mengingat epistemologilah yang mendasari pola pikir dan tingkah laku manusia maka persolan epistemologi dimasukkan ke dalam determinan utama pendidikan baik pada dataran teoritik maupun praktis. Dengan demikian epistemologi seolah merupakan bingkai konseptual (perspektif) dalam mengalami, memahami dan bersikap terhadap realitas. Oleh karena itu, perbedaan titik tekan dalam epistemologi akan sangat berpengaruh terhadap kontruksi bangunan pemikiran manusia bahkan juga dalam pandangan dunianya.
Sementara itu, salah satu persoalan penting dalam epistemologi adalah menyangkut sumber pengetahuan yang secara terperinci meliputi enam macam, yaitu indera, wahyu, otoritas, akal, intuisi dan salaing melengkapi diantara sumber – sumber pengetahuan tersebut. Lalu bagaimana epistemologi pendidikan yang dibangun oleh filusuf Inggris? Dan bagaimana perbandingannya dengan epistemologi pendidikan Islam?
Epistemologi Pendidikan Filusuf Inggris
Filiusuf Inggris yang terkenal dengan pandangan empirisme dalam aliran filsafat pendidikan yani John Locke. John Locke lahir 1632 – 1704. Konsep filsafat dalam pendidikan dari sisi epistemologi (hakikat pengetahuan) adalah ;
(1) semua gagasan bersumber dari pengindraan atau refleksi. Pengindraan merupakan proses alat indra memperoleh kesan tentang peristiwa – peristiwa di luar dirinya. Kesan – kesan yang tesimpan (simple ideas) dalam diri manusia saling berasosiasi satu dengan yang lainya. Peristiwa ini sering disebut persepsi atau pengindraan batin. Hasil dari persepsi tersebut adalah pengetahuan (complex ideas).
(2) jiwa adalah kumpulan dari kemampuan – kemampuan yang ada dalam gagasan – gagasan yang kompleks tersebut.
Implikasi pada tujuan pendidikan yakni membentuk manusia yang berwatak atau berkebajikan yaitu manusia yang dapat mengendalikan segala perasaan kecenderungan dan perbuatan semata – mata berdasarkan pikiran sehat. Sedangkan pada isi pendidikan atau kurikulum, pembentukan kepribadian atau watak melalui
(1) pendidikan jasmani dengan semboyan “Mens
(2) pendidikan moral yang tertuju pada pengembangan kemampuan pengendalian perasaan oleh akal pikiran sehat dan
(3) pendidikan intelektual yang tertuju pada pengembangan kemampuan berpikir sehat.
Adapun konsep metode pendidikan memandang;
a. Pendidikan adalah pembiasaan intelektual moral dan fisik
b. Belajar adalah latihan – latihan intelektual terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) latiahan pengindraan; (2) latihan pengingatan; (3) latihan berpikir
c. Belajar atau latihan harus berdasarkan pada minat dan pemberian ganjaran bagi yang berhasil.
Pada konsep peranan peserta didik dan pendidik menjadikan pendidikan berpusat pada pendidik, peserta didik pasif. Pendidik mempunyai kekuasaan yang maha besar dalam proses belajar – mengajar.
Epistemologi Pendidikan Islam
Sebagai sebuah turats, historisitas budaya dan tradisi pemikiran Islam dapat dicermati dari terjadinya perubahan, pergeseran, dan kristalisasi struktur tipologisnya akibat pengaruh dinamika konteks histories yang melingkari. Budaya dan tradisi pemikiran Islam pada masa keemasan (abad III – V H) menagndung tiga struktur epistemologis yang saling bersaing yaitu bayani, irfani dan burhani. Epistemilogi bayani lebih dahulu menandai kontruksi jagad intelektual dunia Islam dengan komponen ulama bayaniyyun dan menghasilkan produk intelektual utama berupa ulum naqliyah khususnya kalam, balaghah, nahwu dan fiqih.
Diantara ciri khusus sistem filsafat dalam Islam adalah penggunaan al –Qur’an sebagai sumber filsafat dan pembimbing bagi kegiatan berfilsafat. Dalamal- Qur’an bertebaran ayat –ayat memerintahkan, mendorong serta membimbing umat Islam untuklah dan sebutannya, misalnya mengunakan akal, berpikir, bertafakur, bertafakuh, menggunakan ra’yu, menggadakan penyelidikan, penelitian, dan sebagainya.
Filsafat Islam sebagai suatu sistem kefilsafatan juga mengandung ketiga unsurtersebut. Perbedaaan antara sistem filsafat pada umumnya denagn sistem filsafat Islam, adalah pada pandangannya yang “sarwa Islami”.
Secara konkrit dan praktis, kegiatan berfilsafat dalam dunia Islam bermula dan anmpak dalam sistem pengambilan kebijaksanaan dengan jalan ijtihad. Ijtihad adalah usaha untuk mendapatkan kebenaran dan kebijaksanaan dengan mengunakan segenap daya akal pikiran dan potensi – potensi manusiawi lainnya. Sistem ijtihad inilah yang merupakan dasar- dasar epistemologi dalam filsafat Islam, yang kemudia dalam perkembangannya menimbulkan berbagai macam aliran pemikiran filsafati dalam dunia Islam.
Tumbuh dan berkembangnya alam pikiran falsafati dalam dunia Islam tersebut, disebabkan karena beberapa faktor, antara lain ;
(1) sumber Islam yang asli dan murni yaitu berupa ayat – ayat al Qur’an dan hadist nabi SAW. Yang mendorong dan memerintahkan untuk membaca, berpikir, berfakur, mengambil pelajaran, meneliti, menyelidiki, mempelajari sejarah, dan sebagainya.
(2) Bersumber dari budaya dan pemikiran bangsa – bangsa yang kemudian masuk Islam. Yang dimaksud adalah unsur – unsur budaya mereka adapt kebiasaan dan sistem pemikirannya tetap mereka perthankan, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber dasar Islam.
(3) Bahan terjemahan dari bahasa asing.
Aliran pendidikan Islam yang pernah berkembang pada masa keemasan secara garis besar dipetakan menjadi dua macam, yaitu aliran konservatif dan aliran rasional. Diantara pendidikan muslim yang termasuk kedalam aliran pertama adalah : Ibn sahnun, al Qabisi, al – Ghozali, dan Nasiruddin ath-Thusi. Sedangkan tokoh muslim pada aliran kedua yaitu al – farabi, Ibn Sina, ikhwan ash-Shafa, Ibn Miskawaih, dan al-Mawardi.
Aliran konservatif adalah aliran pendidikan yang mempunyai kecenderungan “keagamaan” sangat kuat bahkan hingga tidak jarang bisa menimbulkan beberapa implikasi sebagai berikut.
(1) memaknai ilmu hanya sebatas pada pengetahuan tentang Tuhan.
(2) Berambisi pada keluhuran spiritual hingga bersikap megecilkan dunia; prioritas diberikan pada pengetahuan yang diyakini bisa menujang keluhuran moral dan kebahagiaan di akhirat.
(3) Mengangap “ilmu hanya untuk ilmu”, ilmu secara instrinsik dipandang bernilai (utama) meski tanpa digunakan untuk pengbdian kepad sesame.
Seiring dengan perkembangan pemikiran yang dialami oleh al – Ghozali ada empat variasi sistem klasifikasi keilmuan, yaitu (1) pembagian ilmu – ilmu menjadi teritis dan praktis; (2) pembagian ilmu menjadi pengetahuan yang dihadirkan dan pengetahuan yang dicapai; (3) pembagian atas ilmu – ilmu religius dan intelektual; dan (4) pembagian ilmu menjadi ilmu fadhu a’in dan fardhu kifayah.
Kecenderungan keagamaan aliran konservatif menjadi unsur utama yang berhasil membangun citra bahwasannya esensi pendidikan Islam adalahpembentukan dan pembinaan akhlaq.
Hal pokok yang membedakan antara aliran rasional dengan aliran konservatif adalah menyangkut cara pandang yang digunakan oleh keduanya dalam memperbincangkan masalah wacana pandidikan. Dalam pandanagn aliran rasioanal aktivitas pendidikan dipahami sebagai usaha mengaktualisasikan potensi – potensi yang dimiliki individu sehingga esendi pendidikan adalah kiat transformasi ragam potensi menjadi kemampuan aktual.
Dilihat dari sisi epistemologi, satu hal yang membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan lainya khususnya Inggris adalah pengakuan terhadap keberadaan wahyu (Al-Qur’an dan sunah nabi) sebagai sumber kebenaran. Dalam rekomendasi umum konferensi pendidikan muslim pertama tahun 1977 disebutkan bahwa sumber – sumber pengetahuan menurut konsep Islam, dibagi menjadi dua kategori (1) wahyu Ilahi dan (2) intelek manusia dan perangkatnya.
Diantara inti ajaran Al-Qur’an dan sunah nabi adalah adanya pandangan dunia (world view) tahuid yang tidak sekedar berarti monotheisme (paham mengesakan Tuhan), tetapi juga berarti pengakuan bahwa Dia sebagai sumber kebenaran yang termanifestasikan dalam ayat – ayat-Nya. Baik ayat qauliyah maupun kauniyah. Oleh karena itu, pengetahuan pada hakikatnya merupakan wujud upaya manusia untuk menyingkap tirai – tirai realitas dalam rangka menuju pengenalan Tuhan (ma’rifatullah) secara lebih sempurna. Dengan demikian, visi tauhid menuntut pendidikan Islam dalam proses pembelajarannya mampu memadukan segenap potensi untuk mengetahui yang dimiliki manusia dan memadukan ragam pengetahuan yang telah dihasilkan oleh potensi – potensi tersebut melalui upaya mempelajari ayat – ayat-Nya.
Daftar Pustaka
Ali Khan, Syafique. 2005. Filsafat pendidikan Al- ghozali. Badung : CV Pustaka Setia
Arif, mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta : PT LKIS Pelangi Aksara
Arifin, Muzayyin. 2008. Filsafat pendidikan Islam.
PENDIDIKAN MELALUI TELADAN DALAM AL-QUR’AN
Diposting oleh
Isna Effendi
, at 20.00, in
Label:
PenDidiKan
Telah dijelaskan bahwa anak-anak merupakan para peniru alamiah. Kemampuan meniru sangat kuat melekat pada dirinya. Karenanya anak-anak cenderung meniru cara-cara (perilaku) orang tua dan orang lain disekelilingnya; berbicara atau berjalan seperti mereka. Maka pendidikan melalui teladan merupakan metode belajar yang paling efektif untuk membawa kedewasaan dan kesadaran diri. Sebagai orang tua atau pendidik harus memperhatikan apa yang dibutuhkan anak atau peserta didik dan teladan seperti apa yang dibutuhkan seorang anak sehingga mereka sadar dan melakukan apa yang telah pendidik berikan melalui contoh.
- Berikan Contoh
Dalam menyampaikan pesan – pesan Islam Allah mengirimkan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya. Diharapkan dengan keteladanan Rasul umatNya mampu meneladani sifat dan sikap nabi. Sesuai dengan Q.S. Al-ahzab :21. “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” Begitu juga dengan mendidik anak. Jika para pendidik ingin menyampaikan pesan – pesan kebajikan mulailah dari diri sendiri dengan menjadikan teladan bagi anak. Dengan contoh yang mereka lihat secara langsung pesan kebajikan lebih mudah tersampaikan dengan mereka meniru apa yang orang tua lakukan.
- Lakukan Apa yang Dikatakan
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 44
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Lakukan apayang kita lakukan dan lakukan apa yang kita lakukan. Jika orang tua menyuruh untuk berbuat kebajikan pada sang buah hati maka orang tua berbuatlah kebajikan tersebut terlebih dahulu atau ketika orang tua menyuruh untuk berbuat baik maka orang tua juga melakukan perbuatan itu. Tidak hanya sekedar menyuruh tapi orang tua malah mengabaikannya. Selain anak akan enggan untuk melaksanakan tentu mereka marah dan menganggap bahwa orang tua cuma bias berbicara dan memerintah saja. Selain itu para orang tua seperti itu akan mendapat murka Allah sesuai dengan QS. As-shaff ayat 3 “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Isna Hidayati Effendi
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Amini. 2006. Anakmu amanatnya. Jakarta : al – huda
Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD
Mahali, A. Mudjab. 2002. Asbabun Nuzul : Studi Pendalaman Al-Qur’an. Jakarta : PT Raja Grafindo Perasada
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta : Lentera Hati
KEWAJIBAN UNTUK BUAH HATI
Diposting oleh
Isna Effendi
, Senin, 02 November 2009 at 14.26, in
Label:
IslamicStudies
Dalam persektif Islam anak-anak memiliki dunia yang cukup indah dan memesonakan, namun tetap senantiasa memerlukan perhatian serta panduan untuk melindungi kehidupan dan dunia mereka agar terhindar dari bahaya yang mengancam sehingga anak tetap berada dalam koridor yang baik. Menelantarkan dan menyia-nyiakan anak sangat dilarang agama, “Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui” (Q.S. al-An’am [6]: 140). Anak merupakan amanah Allah untuk diasuh, dididik dan dibimbing menjadi anak yang shalih dan shalihah. Rasulullah saw adalah orang yang sangat perhatian pada anak-anak dan cucu-cucunya dengan memberikan curahan kasih sayang kepada mereka.
Pembinaan anak merupakan amanah dari Allah, setiap orang tua berkewajiban untuk menunaikan amanah tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa kewajiban kita terhadap anak.
Pertama, memberikan kasih sayang dan perlindungan. Dalam suatu riwayat diceritakan, tatkala Rasulullah memperpanjang sujudnya, dan salah seorang bertanya: “kali ini sujud Rasul panjang, tidak seperti biasanya, apakah Rasul menerima wahyu?” Tidak, hanya saja putraku menunggangi pundakku. Aku enggan bangun (dari sujud) sebelum ia puas.” Kasih sayang bukan berarti memberikan kecukupan materi tetapi lebih penting dari itu adalah mendengarkan suara dan tuntutan mereka serta mendampinginya dalam proses tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dewasa.
Kedua, memberikan keteladanan dan pendidikan yang baik. Sebagian orang meyakini bahwa pendidikan untuk anak hendaknya dimulai sejak berada di dalam kandungan. Seorang ibu yang hamil dianjurkan untuk banyak membaca ayat-ayat al-Qur’an. Maksudnya adalah orang tua harus senantiasa memberikan keteladanan tentang perilaku yang baik dan pesan-pesan moral. Jadi cara menyampaikan pesan kebaikan kepada anak adalah bukan sekadar dengan menyuruh, tapi lebih baik dengan contoh perbuatan.