MENULIS BERITA ITU GAMPANG
Diposting oleh
Isna Effendi
, Senin, 14 Desember 2009 at 14.10, in
Label:
Resensi
diterbitkan pada harian Malang Post 22 November 2009
Judul Buku : Panduan Menulis Berita
Penulis : Husnun N Djuraid
Tebal : 208 hal
Tahun Terbit : 2009
Penerbit : UMM Press, Malang
Peresensi : Isna Hidayati Effendi*
Salah satu tugas pokok jurnalis atau wartawan adalah menyampaikan fakta-fakta yang ada melalui berita dalam rangka melayani publik itulah. Ada kebanggan tersendiri bagi seorang jurnalis jika ia bisa menolong orang dengan menyampaikan berita tentang dunia sekitar mereka.
Profesional menjadi tuntutan seorang wartawan di tengah globalisasi zaman dan kebebasan pers yang sering disalahgunakan. Ancaman profesi wartawan ke depan semakin besar melihat masyarakat yang semakin melek hokum. Hal inilahyang sering memunculkan protes terhadap wartawan walaupun kesalahan yang dilakukan sangat sepele, seperti salah ketik, salah cetak, apalagi salah dalam memberitakan.
Buku yang berjudul “Panduan Menulis Berita” oleh Husnun N. Djuraid ini berusaha memaparkan teori–teori jurnalistik. Lahirnya buku tersebut berangkat dari besarnya minat masyarakat untuk mempelajari jurnalistik yang tidak diimbangi dengan kesiapan sarana dan prasarana seperti minimnya buku jurnalistik sebagai referensi.
Yang terpenting dalam menulis berita adalah mengetahui unsur-unsur berita terlebih dahulu yang akan digunakan sebagai panduan untuk memutuskan suatu kejadian, informasi atau keadaan yang layak untuk diberitakan. Bersifat aktual, ada unsur kedekatan, penting, kejadian yang dianggap luar biasa, unsur human interest, progresif, dan lain sebagainya merupakan unsur dalam berita yang dibahas dalam buku yang berwarna paduan putih dan coklat pada covernya.
Bagi penulis pemula, di sini penulis memberikan cara penulisan berita, baik penulisan berita langsung (straight news) maupun berita feature. Bagi kebanyakan penulis pemula yang mengalami kesulitan dalam mulai menulis, ada pelajaran dasar yang wajib dipenuhi yaitu 5 W + 1 H (what, where, when, who, why, dan How). Setelah identifikasi bahan-bahan berita yang terkumpul sesuai 5 W + 1H maka akan muncul kerangka berita yang akan ditulis. Tentu pelajaran dasar ini sangat membantu dan memudahkan penulis pemula.
Dari enam pembahasan, pembahasan penulisan feature nampak lebih menarik. Tulisan panjang yang mengungkap dan mengambarkan peristiwa secara gamblang dengan dibubuhi ungkapan kreatifitas penulisnya tersebut dibahas secara mendalam. Khususnya pada pembahasan lead feature, macam-macam dan penjelasan lead disajikan dalam bentuk contoh langsung yang diambil dari berita-berita surat kabar yang telah terbit. Contoh-contoh berita yang dikutipkan tersebut kemudian dikupas dan dijelaskan satu per satu nilai dan unsur feature yang terdapat dalam berita.
Seperti pada pembahasan jenis lead bercerita (hal. 101), dikutipkan langsung tulisan wartawan yang melaporkan suasana di sudut sebuah rumah di Bosnia-Herzegovina pecahan Yogoslavia-yang dilanda perang saudara dengan Serbia. Terjadi pembantaian brutal yang dilakukan tentara Serbia terhadap pendudukan Bosnia. Ribuan orang menjadi korban kekejaman tentara Serbia. Bosnia-Herzegovina yang mayoritas penduduk muslim, menjadi objek kekejaman tentara Serbia.
Kemudian dipaparkan nilai-nilai berita dari cerita tersebut. Yakni selain mengaduk emosi pembaca melalui berbagai penderitaan yang dialami masyarakat Bosnia, cerita ini juga berusaha mengangkat sisi human interest, melalui latar belakang agama.
Kelebihan lead bercerita sangat efektif untuk menggungkap sisi kemanusiaan dari sebuah peristiwa. Kelebihan dari lead ini lebih mudah menggaet pembaca akan pembaca merasa seolah-olah menjadi bagian dari cerita tersebut. Karena penulis feature yang baik merupakan gabungan antara wartawan dan sastrawan. Dengan kemampuan kata-kata dan merangkainya dalam kalimat yang indah bisa membawa pembaca untuk terlibat dalam cerita. Namun tak semua cerita bisa dibuat lead seperti itu. Wartawan harus bisa mengukur, sejauh mana sebuah peristiwa bisa diberi lead bercerita.
Meliput berita merupakan bagian dari proses pembuatan berita, dalam hal ini wartawan tidak hanya dituntut untuk menguasai masalah namun dalam juga mempersiapkan hal penampilan dan memiliki rasa percaya diri. Tidak harus berpakaian resmi melainkan sopan dan sesuai dengan acara yang akan diliput dan lingkungan. Era wartawan yang tampil dengan busana yang lusuh tampaknya sudah bergeser pada penampilan yang memperhatikan situasi dan kondisi. Dengan penampilan yang baik ditambah dengan rasa percaya diri, seorang wartawan bisa menghadapi sumber berita dengan tenang.
Bagi pembaca yang sedang atau mendalami penulisan berita di media, buku ini setidaknya akan bisa menambah referensi dan kisi-kisi penulisan. Didasari oleh segudang pengalaman penulis sebagai wartawan media, buku ini disusun dengan sangat lugas, aplikatif dan mudah dipahami. Selain dibubuhi contoh-contoh tulisan yang sesuai dengan standarisasi penulisan baik media cetak maupun elektronik, juga dilampiri dengan Kode Etik Jurnalistik, Undang – Undang Pers dan standarisasi penulisan di surat kabar.
Tentunya buku ini sangatlah layak sebagai salah satu buku wajib bagi para calon-calon kuli tinta yang handal dan profesional. Sejalan dengan perkembangan media massa yang cukup pesat, dimana beberapa perguruan tinggi membuka jurusan komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik, bagi mahasiswa layak juga sebagai referensi buku pegangan mata kuliah.
Secara keseluruhan buku ini tersusun secara sistematis yang mempermudah pembaca dalam memulai menulis berita. Karena sebenarnya menulis berita itu tidak sulit dan pada dasarnya setiap orang yang sudah mengenyam pendidikan punya kemampuan untuk menulis. Hanya dibutuhkan kemauan untuk memulai menulis yang kemudian difomulasikan dengan teori-teori penulisan yang ada.
*Penulis adalah
Penggiat Studi Islam dan Penelitian (FORSIFA)
Universitas Muhammadiyah Malang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar