Masjid An Nuur Batu, Multifungsi untuk Melayani Masyarakat
Diposting oleh
Isna Effendi
, Senin, 14 Desember 2009 at 14.29, in
Label:
BeRiTa
Senja hari sebelum Maghrib sampai di depan Masjid An-Nuur. Kurang lebih 15 menit perjalanan berkendara motor dari Landungsari. Masjid ini tepat berada di tengah kota Batu bersebrangan dengan alun – alun kota Batu. Sore itu nampak ramai sekali dengan ibu - ibu beserta keluarganya menikmati suasana sejuk kota Batu di sore hari. Keramaian itu lebih terasa karena alun – alun yang dikunjungi warga sekitar, masjid An – Nuur juga disinggahi orang – orang yang akan berjama’ah shalat maghrib mulai dari warga sekitar masjid sampai wisatawan.
Dari kejauhan nampak megah artistik masjid An-Nuur dengan kubah hijau dan sedikit warna kuning keemasan. Pintu dan jendela masjid terukir kaligrafi ayat – ayat al Qur’an dan asma – asma Allah. Sebelah pintu bagian timur berdiri beduk cukup besar yang mungkin masih dipakai sebagai tradisi sebelum dikumandangkan adzan. Ketika memasuki ruangan masjid, serasa singgah di kerajaan karena lebih terasa kemegahannya dengan ornamen – ornamen mewah.
Dari tanah wakaf mbah Suro masjid ini berdiri pada tahun 1920. Pada perkembanganya masjid An –Nuur ini berakali – kali direnovasi sesuai dengan kebutuhannya. Terakhir renovasi empat tahun yang lalu, tepatnya Maret tahun 2008 yang diresmikan oleh wali kota Batu Eddy Rumpoko.
Harapan kedepan masjid An – Nuur yang bukan hanya sekedar tempat ibadah melainkan juga tempat menimba ilmu, maka masjid ini dilengkapi perpustakaan yang dikelola oleh remaja masjid. Perpustakaan terletak di baseman masjid yang dibangun pada renovasi terakhir. Aula serba guna juga terbangun di baseman masjid yang seringkali dimanfaatkan untuk diklat, pelatihan sampai resepsi pernikahan. Selain perpustakaan dan aula serba guna, program yang sedang dirancang adalah museum barang bersejarah seperti Qur’an – qur’an kuno dan benda masjid tua dan antik dan bersejarah. Dalam hal pelayanan pendidikan akan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekolah setingkat sekolah dasar (SD) yang berbasis Islam. Untuk program wisata akan dibangun menara pandang yang dapat dimanfaatkan wisatawan menikmati pemandangan kota Batu, Malang dan sekitarnya. Keterangan ini terlontar dari Ilham, ketua takmir masjid An – Nuur,“ Sarana – sarana baru yang terbangun di baseman masjid ini antara lain perpustakaan, aula seba guna, kantor takmir dan tempat wudhu. Progam kedepan juga akan dibangun Madrasah Ibtidaiyah dan museum. Sedangkan untuk kepentingan wisata akan dibangun menara pandang.” Papar pria asli Batu tersebut.
Masjid yang ditangani oleh 25 orang pengurus harian dengan jumlah keseluruhan 40 orang pengurus ini, memiliki banyak program kegiatan yang ditangani masing –masing bidang. Bagian sosial salah satunya menangani Kurban dan zakat. Bagian Sarana – prasarana perawatan dan penggadaan sarana dan prasarana yang juga bekerjasama dengan bagian pembangunan jika terjadi pembangunan masjid. Dan masalah jadwal khatib dan imam shalat, kajian rutin serta penanganan hari – hari besar di handle oleh bagian peribadatan. “Kajian rutin untuk masayarakat umum diadakan setiap hari ahad, selasa dan rabu setelah shalat Isya’. Pemateri dan pemahasan materi bervariasi, kami biasanya juga mengundang MUI Malang sebagai pemateri yang ditangani oleh bagian peribadatan.” Tutur bapak berputra 8 anak tersebut.
Mengenai perawatan dan keamanan masjid pihak takmir memiliki 5 orang cleaning servis yang menangani bagian kebersihan dan 3 orang satpam. Menurut Miskam, pihak keamanan masjid an – Nuur tidak mengalami kendala besar dalam menangani kemaanan. “ Dengan tiga orang satpam kami tiga kali pergantian untuk bertugas dan jaga yakni pagi, sore, dan malam. Penjagaan masjid seperti pengamanan kendaraan jama’ah dan pengunjung masjid.”jelas pria asli kota Blitar tersebut.
Senada dengan Miskam, Ilham juga mengungkapkan tidak terlalu banyak kendala dalam mengurus masjid sejak tahun 1979 ini. “ Selama ini tidak ada kendala terlalu berat, mungkin kegiatan masyarakat di alun - alun yang sering mengadakan acara yang dipandang kontaversi dengan kegiatan masjid.”ungkapnya kecewa. Menanggapi hal tersebut pihak masjid sering kali mengadakan komunikasi dengan pemerintah daerah untuk pengkondisian suasana dan keamanan.”terutama ketika bersamaan tergelar kegiatan masjid dan kegiatan di alun – alun, jalan keluarnya pengkondisian keadaan dengan mengkomunikasikannya dengan pihak pemerintah daerah.” jelasnya menambahkan.
Sebagai pengurus masjid Ilham merasa senang dalam menangani hal – hal yang berhubungan dengan kegiatan masjid karena baginya tugas yang diemban selama ini merupakan melayani masyarakat mulai dari hal pendidikan sampai pelayanan sosial. “ Senang sekali ketika melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan pengurus masjid. Kami juga menampung aspirasi masyarakat tentang kegiatan apa saja yang dibutuhkan.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar