Udara panas menusuk tulang di suasana bulan Ramadhan dimana umat Islam diwajibkan menunaikan ibadah puasa tak menghalangi aktivitas para pengrajin cobek batu. Jika dijumlah mereka berjumlah puluhan orang tersebut tetap sibuk dengan pekerjaannya sebagai mata pencaharian utamanya, membuat cobek. Nyaris seharian penuh, mereka tak lelah memecah, memukuli, dan memahat batu – batu besar untuk dijadikan alat yang menjadi kebutuhan ibu – ibu rumah tangga tersebut.
Berlokasi di sebelah Timur
Semangat pengrajin batu tak tertelan oleh zaman. Ini nampak karena seiring berkembangnya teknologi, cobek batu masih dibutuhkan masyarakat sehingga tidak mengalihkan pengrajin batu untuk mengais rezeki dari batu. Dusun yang menjadi salah satu desa yang masih tetap bertahan melestarikan teknik kerajinan karena keahlian ini merupakan warisan leluhur mereka.
Dari puluhan pengrajin cobek tersebut, salah satu dari mereka menekuni pekerjaan ini sejak beliau duduk di bangku sekolah dasar. Bapak yang akrab dipanggil Yadi ini mampu membesarkan
Pekerjaannya yang keras tak meneluturkan iman dan ketakwaan Yadi kepada Sang Khalik. Ibadah wajib dibulan ramadhan yang banyak kali ditinggalkan oleh para pekerja keras, tapi tidak pada diri Yadi selain usianya bisa dibilang renta mampu menjalankan puasa dengan tetap menekuni pekejaannya. Wajah kalemnya menuturkan aktivitas berbedanya di bulan puasa karena harus selesai sampai siang hari dan mampu menghasilkan hanya 2 buah cobek per harinya. Serasa melelahkan memang, namun ini semua demi sesuap nasi sebagai memenuhi kebutuhan primernya. Padahal cobek batu berukuran 20 cm dihargai Rp. 3500 dan ukuran 35 cm dihargai Rp. 10.000 karena di jual ke juragan cobek terdahulu untuk dibeji (dihaluskan).
Namun dunia kerjanya masih mampu menyekolahkan kelima anaknya meski tidak sampai melanjutkan ke perguruan tinggi. Teman yang menemani karirnya sudah meninggalkan dirinya 31 tahun yang lalu. Karena sakit, istri yang dicintai harus meninggalkan dunia yang keras ini. Tahun – tahun berikutnya hari – harinya ditemani
0 komentar:
Posting Komentar