Implementasi sebuah cinta tak semudah awal mengikrarkannya. Menjaganya jauh lebih sulit. Dalam perjalanannya banyak lika-liku yang harus dilewati. Kesabaran, keteguhan, kekuatan, dan keikhlasan dibutuhkan untuk menghadapi lika-liku yang ada. Seseorang harus siap dengan segala yang akan terjadi di dalam perjalanan cinta.Luka juga akan selalu mengiringgi perjalanan cinta baik dari masalah pribadi maupun gangguan dari luar. Namun luka dapat diminimalisir jika mengetahui dan memaknai cinta lebih dalam.
Mengambil makna cinta milik Roswita Ndraha dalam bukunya “Mencinta Hingga Terluka” cinta bukanlah perasaan, keinginan, atau pikiran. Cinta bukanlah sekedar harapan dan cita-cita dalam diri kita. Cinta adalah ketrampilan. Cinta sejati adalah cinta yang dihidupi dan dimiliki lewat berbagai ujian. Cinta sejati justru diuji oleh peristiwa dan orang, yang menaburkan hal-hal yang bertentangan dengan cinta itu sendiri. Cinta itu sabar, cinta itu memaafkan, cinta itu tangguh, cinta itu berkorban, dan cinta memulihkan. Dari hal tersebut menyadari bahwa cinta itu membutuhkan latihan, ujian cinta juga membutuhkan pembelajaran yang konsisten.
Cinta itu memaafkan…
Memaafkan bukan berarti melupakan.. memaafkan karena itu akan menjadi kenangan, kenangan yang akan memberi kita banyak pelajaran dan membuat kita lebih bijak dalam hidup. Luka bisa menjadi investasi, membangun empati dalam diri kita ketika membimbing orang lain yang terluka sama seperti kita.
0 komentar:
Posting Komentar