Berawal dari tugas kuliah yang diberikan salah satu dosen saya untuk membuat sebuah film dokumenter. Pada mulanya tugas yang diberikan secara berkelompok ini kami kerjakan dengan ogah-ogahan, karena kami pikir kita bukan dari jurusan Tehnik Informatika melainkan Pendidikan Islam. Namun dari tugas tersebut kami mendapatkan banyak pengalaman dan membaca fenomena lama yang baru kami ketahui.
Saat itu kami mengambil tema tentang pengemis, karena waktu itu kami sering dijumpai pengemis dengan berbagai tingkah laku mereka. Seperti pengemis yang sedikit memaksa saat meminta, pengemis menurut kami secara fisik mampu berusaha tanpa meminta dan lain sebagainya. Kurang lebih tiga minggu lebih kami mengamati tingkah laku pengemis dengan mengambil gambar mereka di berbagai tempat.
Mendengar kata pengemis mungkin kita akan berfikir mereka adalah orang yang tidak mampu dan lemah untuk mencari nafkah, memenuhi kebutuhan hidup, atau benar-benar tidak mampu mencari uang untuk mempertahankan hidupnya.
Lalu bagaimana tingkah laku pengemis sekarang? Kami menjumpai pengemis dari berbagai usia, dari anak-anak, orang dewasa, orang tua yang sehat fisiknya pun merebak dimana-mana. Mereka bukan lagi mengemis karena faktor ekonomi yang mendesak. Bukan akhir dari sebuah keputus-asaan melainkan sebuah lahan mata pencaharian baru yang banyak perolehannya.
Mereka beraksi diberbagai tempat, bisa jalan dari rumah ke rumah, duduk di perempatan jalan, di depan toko dan mereka akan pindah area ketika ada event-event besar. Seperti pawai, bazar besar, festival dan lain sebagainya.
Dengan wajah memelas mereka pun menggunakan berbagai macam properti saat beraksi, seperti pakaian kumuh, tongkat, perban, atau menggendong anak kecil. Hal ini dilakukan hanya untuk menarik rasa iba dan meraup uang lebih banyak dari penderma. Padahal sebelum mengemis mereka memakai pakaian cukup bagus (tidak kumuh), ada yang diantar dengan mengandarai sepeda motor kemudian turun dengan membawa tongkat yang pada mula tidak pincang tiba-tiba berpura-pura pincang. Ada pula yang melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan kelompok sesama pengemis dengan maksud pembagian tugas atau tempat.
Hasil yang diperolehnyapun tidak sedikit. Jika sehari mampu mendapatkan 50ribu sampai 100ribu? Kira-kira berapa yang dihasilkan mereka dalam satu bulan? Hasil yang tidak sedikit. Hasil ini melebihi gaji karyawan, guru, atau pegawai kantoran yang membutuhkan usaha untuk mendapatkannya.
Dari fenomena di atas yang perlu kami garis bawahi, mereka sebagian besar dari golongan orang Islam. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan mencari nafkan dengan jalan mengemisa atau meminta. Rasulullah saw bersabda,”.. Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang dibawah. Tangan yang di atas adalah yang member dan yang di bawah adalah yang meminta.” (HR. Muslim)
Lebih dari itu Rasulullah juga melarang mengemis/meminta ketika mereka memiliki kemampuan. Beliau bersabda,”Barang siapa yang meminta-minta kepada manusia sementara ia memiliki kemampuan, maka ia akan dating pada hari kiamat dengan bekas cakaran atau garukan diwajahnya….” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bagaimana sikap kita menyikapi perilaku pengemis sekarang? pernahkah kita berpikir untuk masa depan mereka atau hanya memikirkan sesuatu yang bersifat sesaat?
0 komentar:
Posting Komentar